Blogroll

SELAMAT DATANG DI SHELIYS BLOG'S, TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG

Welcome text

Minggu, 28 Oktober 2012

makalah pola kepemimpinan nabi muhammad



KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan laporan ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “kepemimpinan nabi Muhammad SAW”

Laporan ini berisikan tentang informasi kepemimpinan nabi Muhammad SAW.  Diharapkan Laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang kepemimpinan nabi Muhammad SAW.

Kami menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.





Pakis baru,10 oktober 2012
Penulis








BAB PEMBAHASAN


Nabi Muhammad saw merupakan utusan Allah yang benar-benar menjadi idaman setiap manusia, utusan Allah yang sempurna dan seimbang, yang cita-cita dan tindakannya merupakan perwujudan sifat-sifat Allah yang luhur. Sebagai utusan Allah yang terakhir dan terbesar kedatangan Muhammad telah diramalkan dan diberitahukan oleh para rasul sebelumnya, yakni tentang siapa kelak yang akan menerima wahyu terakhir dan yang tersempurna.
Berbicara tentang Nabi Muhammad saw tidak bisa dilepaskan dari tugas utama beliau sebagai seorang rasul penyampai risalah Tuhan dan tugasnya sebagai pemimpin panutan umat dengan memberikan pendidikan dan pengajaran tentang nilai-nilai Islam, sebagai bentuk dakwahnya.
Nabi Muhammad dalam menjalankan kepemimpinan menerapkan pola-pola kepemimpinan yang sangat dianjurkan oleh Islam. Pola-pola kepemimpinan yang dimaksud adalah :
1)     Human relation (hubungan kemanusiaan)
Dalam menjalankan misi dakwah, Nabi Muhammad selalu mengedepankan kebijakan-kebijakan untuk dapat menjadikan teladan yang baik. Beliau sering melakukan silaturrhami dengan para sahabatnya, bukan hanya dalam sabda-sabdanya tetapi juga dalam perilaku kesahariannya.
Muhammad saw telah memberikan pengaruh yang luar biasa pada kehidupan para pengikutnya. Kemampuan dan gaya mengatur dan memimpin para pengikutnya sungguh luar biasa. Para pengikutnya sangat mempercayainya, sebagai pemimpin yang selalu menjadi pembimbing dalam berbagai masalah.
Kebesaran beliau terletak pada kesederhanaannya dan kemuliaannya terletak pada keramahannya. Predikat Rasul yang telah beliau sandang tidaklah menjadikannya sebagai orang yang sombong, hidup dalam kemewahan bergelimang harta, tetapi beliau lebih memilih hidup dalam kemiskinan dan kezuhudan. Beberapa catatan melukiskan bagaimana beliau dan keluarganya terutama putri tercintanya Fathimah, merasakan kelaparan hingga beliau sering mengikat perutnya dengan sebutir batu untuk menekan rasa lapar. Semua hak istimewa dan karunia yang Allah berikan padanya tidak membuat beliau untuk menyombongkan diri, beliau begitu sederhana dan tetap mengatakan “kemiskinan adalah kebanggaanku”. Ia lebih bersifat low profile, lebih suka berkumpul dengan orang-orang fakir miskin. Bahkan sebagai seorang pemimpin negara, beliau biasa mendatangi masyarakat lapisan bawah untuk silaturrahmi mempererat tali persaudaraan, sebagaimana beliau sendiri juga merupakan bagian dari masyarakat itu. Bahkan pernah dalam suatu kisah Nabi sedang berkumpul dengan para sahabat unutuk memberikan ilmu pengetahuan. Tiba-tiba datang seorang yang buta menyela pembicaraan beliau. Beliau tidak mendengarkan orang itu hingga turunlah ayat sebagai peringatan dari Allah. Teguran illahi ini mendorongnya untuk lebih seimbang dalam berbuat baik terhadap setiap orang. Jika seorang datang dengan suatu permintaan, dia tidak akan disuruh pergi sebelum permintaannya dikabulkan, atau sebelum dia setidak-tidaknya menerima jawaban yang ramah. Keramahan dan pemberian Nabi Muhammad saw tertuju pada semua orang, dia bagaikan seorang ayah bagi para sahabatnya. Pelaksanaan pendidikan ukhuwah (persaudaraan), Nabi Muhammad saw. yang pertama dilakukan yakni mempersatukan antara kaum Muhajirin dan Anshar. Untuk mempersatukan kelurga itu Nabi Muhammad saw. berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan yang terpadu. Ikatan pertama yang menghubungkan antara hati mereka yaitu iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Beliau meyakinkan kepada mereka bahwa “umat yang beriman itu bersaudara, karena itu perbaikilah hubungan persaudaraan”. Maka Nabi Muhammad saw. mengusahakan perbaikan sistem persaudaraan mereka yang semula sering berselisih, saling bunuh dan sebagainya. Antara orang-orang beriman satu sama lain harus saling bantu-membantu dalam menghadapi persoalan hidup, mereka harus bekerja sama dalam mendatangkan kebaikan, mengurus kepentingan bersama dan menolak kemudahan atau kejahatan yang menimpa. (QS. Al-Anbiya: 107).
Dasar pendidikan ukhuwah dalam Islam sebagai sarana silaturrahmi seperti sabda Nabi Muhammad saw.:
Dari anas r.a. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: “Tidak beriman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya (sesama) sebagaimana mencintai dirinya sendiri”. (H.R. Muslim)
Hadits di atas secara jelas menekankan kepada kita pentingnya hubungan kekeluargaan (persaudaraan) melalui jalinan silaturrahmi yang kita bangun.

2)     Memelihara suasana dialogis.
Satu hal lagi yang menjadi pola kepemimpinan Nabi Muhammad saw. yang telah dipraktikkannya, yakni sikap Nabi yang selalu toleran terhadap siapapun. Di mana di dalamnya terdapat proses interaksi antara Nabi Muhammad saw. dengan ummatnya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam surat An-Nahl ayat 125, yaitu:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ [١٦:١٢٥]
 “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(Q.S. An-Nahl: 125)

Ayat ini menggambarkan bahwa para pemimpin harus senantiasa mengedepankan suasana dialogis dengan bersedia bertukar pikiran melalui cara yang lebih baik dengan orang-orang yang dipimpinnya. Sikap seperti ini sering Nabi Muhammad saw. Lakukan dalam kepemimpinannya. Suasana dialogis tersebut tumbuh dalam sebuah kepemimpinan demokratis dengan ciri berusaha menyinkronkan antara kepentingan dan tujuan, mengutamakan kerja sama dalam pencapaian tujuan, terbuka terhadap kritik, mau menerima saran dan pendapat orang lain. Sikap-sikap seperti itulah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. ketika menerima kritik dan saran. Inipernah terjadi ketika ada peristiwa– seorang sahabat mengkritik tentang sistem pembagian harta ghanimah dari salah satu peperangan yang terjadi. Nabi mendengar kritik ini dengan lapang dada walaupun kritik itu tidak benar. Sikap terbuka terhadap kritik dan mendengar pendapat orang lain beliau tunjukkan dalam proses musyawarah yang menjadi ciri kepemimpinan beliau yang bersifat demokratis. Allah telah memerintahkan Nabi Muhammad saw. Untuk bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam urusan-urusan penting dalam memperhatikan pandangan mereka sebelum mengambil keputusan. Beliau memberikan teladan besar bagi para pengikutnya dan menciptakan semangat demokrasi serta kejujuran di kalangan mereka.
Sesuai petunjuk al-Qur’an Nabi Muhammad saw mengembangkan budaya musyawarah di kalangan para sahabat. Meskipun beliau seorang rasul tidak enggan beliau meminta pendapat dan berkonsultasi kepada para sahabat dalam masalah kemasyarakatan, tetapi dalam berkonsultasi Nabi Muhammad saw. tidak hanya mengikuti satu pola saja, sering kali beliau bermusyawarah hanya kepada beberapa senior saja. Tidak jarang pula beliau hanya meminta pertimbangan dariorang-orang yang ahli dalam hal yang dipersoalkan/profesional. Terkadang beliau melemparkan masalah- masalah kepada pertemuan yang lebih besar khususnya masalah-masalah yang mempunyai dampak luas bagi umat. Terkadang Nabi Muhammad saw. tidak selalu mengikuti nasihat para sahabat, beliau melakukan hal itu karena sering mendapat petunjuk dan wahyu dari Allah.
Salah satu peristiwa yang memberi bukti bahwa Nabi Muhammad saw selalu mengedepankan budaya musyawarah sebagai wujud beliau yang demkratis terhadap siapapun yakni Menjelang perang badar Nabi Muhammad saw. memutuskan posisi bagi beliau dan pasukan Islam yang pada saat itu berada di dekat mata air.
Kemudian seorang yang berasal dari kelompok Anshor, bernama Hubbab bin Mundhir datang kepada Nabi dan menanyakan apakah keputusan Nabi itu berdasarkan atas petunjuk dari Allah atau keputusan beliau sendiri dalam menghadapi strategi perang. Nabi menjawab bahwa keputusan itu semata-mata perhitungan beliau dan bukan atas petunjuk Allah. Kemudian Hubbab mengusulkan pendapat bahwa sebaiknya pasukan Islam menempati posisi lebih maju dekat mata air yang paling depan, sehingga pasukan Islam dapat mengisi kantong air mereka kalaupun nanti pasukan Islam harus terpaksa mundur. Baru kemudian mata air ditutup dengan pasir agar pasukan musuh tidak dapat memperoleh air. Atas saran itu Nabi menerima dan
mengikuti apa yang diusulkan oleh Hubbab.
Nabi Muhammad tidak merasa malu, bahkan menganjurkan supaya menerima pendapat dan saran (nasihat) dari orang yang pekerjaannya atau pendidikannya rendah sekalipun. Ini menunjukkan bahwa pada diri Nabi Muhammad saw. tidak ada sifat keangkuhan intelektual (intellectual shobism)[10] yang merasa paling pandai dan serba tahu yang menjadi ciri tipe pemimpin paternalistik.

3)     Keteladanan (uswatun hasanah) dan amar makruf nahi munkar.
Muhammad dalam kedudukannya sebagai sang pendidik memiliki beberapa tugas spesifik dalam kaitannya dengan pendidikan. Al-Quran yang merupakan visualisasi dari tugas yang harus dijalankan Nabi memuat ayat-ayat yang menguatkan misi kependidikan dalam kepemimpinannya. Di kalangan muslim Muhammad dikenal dan diyakini sebagai Nabi dan Rasul terakhir (penutup); dengan demikian tugas Nabi Muhammad menyampaikan segala hal yang berkaitan dengan risalah terakhir di bidang akidah, ibadah dan muamalah, melalui proses pendidikan.
Al-Quran bagi Muhammad tidak sekedar kitab suci yang memberikan justifikasi kenabian terhadap dirinya, lebih dari itu al-Quran merupakan penjelasan tentang konsep pendidikan Tuhan bagi hambanya. (QS. An-Nahl: 44).
Internalisasi nilai-nilai edukatif al-Quran yang dilakukan oleh Nabi tidak saja lewat nasihat dan pengajaran lain, namun diri Muhammad sendiri menjadi contoh yang hidup bagi dasar-dasar kepemimpinan dalam pendidikan yang dikembangkannya. Nabi Muhammad saw. dalam rangka membawa manusia menjadi manusiawi Rasulullah dijadikan oleh Allah dalam peribadinya teladan yang baik. Sebagaimana bunyi firman Allah :
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا [٣٣:٢١]
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah” (Q.S.al-Ahzab :21).
Apa yang ada dalam lisannya sama dengan apa yang ada di dalam dadanya. Sehingga apapun yang diajarkan oleh Muhammad segera diterima oleh para sahabat karena ucapannya telah diawali dengan contoh konkret, teladan yang baik dan selalu mengajak yang makruf mencegah yang munkar. Nabi Muhammad saw. Selalu menekankan pada umatnya untuk beramar makruf dan menjauhi hal yang mungkar, sehingga seruannya didengar dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh umatnya.




PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam Laporan  ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul laporan ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.



penulis



by:
lilis khotimah















































Selasa, 23 Oktober 2012

jawaban tugas'e pak ali..........


Nama   : lilis khotimah
Kelas   : XI - IPA


Jawaban Lks hal 11 - 12
1.      Sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain.
2.      a). Biasanya terdiri dari 8,12 dan 24 port RJ-45.
b). Digunakan pada topologi bintang atau star.
c). Biasanya dijual dengan aplikasi khusus yaitu aplikasi yang mengatur menejemen
     port tersebut.                                            
d). Biasanya dipasang pada rak khusus yang di dalamnya terdapat bridge dan router.
      3.  Merupakan perangkat berupa kartu yang dipasang pada mainboard komputer, agar komputer bisa terhubung dalam jaringan.
4.  a). Kartu etherner
b). Kartu token ring
c). Konektor local talk.
5. Sebuah perangkat yang khusus digunakan untuk keperluan routing dan penyampaian paket di jaringan komputer seperti internet.
6.  a). Untuk mengatur jalur sinyal secara efiensi.
b). Untuk mengatur pesan diantara dua buah protokol.
c). Untuk mengatur pesan diantara topologi jaringan bus dan star.
d). Untuk mengatur pesan yang melewati media transmisi kabel.
7.  Merupakan perangkat untuk menghubungkan dua buah jaringan secara fisik yang   menggunakan protokol sama atau sejenis.
8.  a). Pada pemakaian bridge maka dua buah jaringan yang dihubungkan harus menggunakan protokol yang sama atau sejenis.
b). Pada pemakaian router, dua buah jaringan yang dihubungkan bisa menggunakan  protokol yang sama maupun protokol yang beda.
9.  Sebuah stasion yang menerima sinyal pada suatu frekuensi dan memancar  ulangkannya kembali (repeat) pasa frekuensi yang lain secara otomatis pada saat yang sama ( simultan).
10. Kemampuan mencari jalur yang terbaik dalam mentransmisikan pesan atau data dari
      alamat asal kealamat tujuan.



Senin, 22 Oktober 2012

contoh makalah bank daerah


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank menjadi tempat yang dapat dipercaya untuk menyimpan uang bagi orang pribadi, perusahaan swasta, BUMN, Instansi-instansi pemerintah, yayasan dan organisasi-organisasi lain yang menginginkan keamanan serta manfaat lebih atas uang yang disimpannya. Bagi masyarakat lain yang membutuhkan dana untuk konsumsi, pembiayaan modal kerja maupun untuk investasi, bank merupakan Iembaga keuangan yang dipercaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut melalui penyaluran kredit. Peranan perbankan dalam sistem perekonomian dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan taraf hidup masyarakat. Sektor rumah tangga produksi akan meningkat dengan ketersediaan modal dan penciptaan uang oleh bank, sistem pembayaran menjadi lebih efisien melalui mekanisme transfer dan sistem perbankan elektronik, serta tenaga kerja akan banyak terserap dengan pertumbuhan sektor produksi.
Bank dapat juga berfungsi sebagai alat pengatur pertumbuhan sektor tertentu seperti sektor usaha kecil, sektor pertanian, ekspor impor dan lain sebagainya. Dengan berlakunya otonomi daerah meskipun tidak mencakup kebijakan tentang perbankan, dalam implementasinya akan berpengaruh terhadap kebijakan dan strategi perbankan. Perimbangan keuangan pusat dan daerah yang baru menyebabkan peningkatan aliran dana ke daerah dimana sektor perbankan akan menjadi fasilitatornya. Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank yang beroperasi di daerah propinsi dan merupakan bank milik pemerintah daerah yang bersangkutan diharapkan dapat lebih berperan dalam pembangunan daerah.

Sebagai konsekuensi adanya alokasi dana ke daerah yang dikelola oleh bank akan meningkatkan sisi pasiva dalam neraca Bank Pembangunan Daerah (BPD). Hal ini berarti terdapat tambahan sumber dana yang harus dikelola secara optimal oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD). Tambahan dana itu harus dapat diimbangi dengan perkembangan sisi aktiva minimal sebesar dana yang dapat dipergunakan (loan able fund). Jika bank tidak dapat memanfaatkan sumber dana tersebut maka akan meningkatkan biaya dana, sebab bagaimanapun juga pemerintah daerah menempatkan dananya pada BPD tidak secara cuma-cuma. Sebagai Agent of Development bank-bank memiliki fungsi dan peranan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Bank-bank yang ada di daerah juga harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah, apalagi dalam era otonomi daerah sekarang ini. Dengan adanya perimbangan keuangan yang baru antara pusat dan daerah serta sistem otonomi daerah, setiap daerah mulai berlomba-lomba untuk menggali dan meningkatkan potensi daerah masing-masing.
Bank Pembangunan Daerah merupakan salah satu potensi yang dimiliki daerah yang  seharusnya memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan perekonomian daerah. Sebagai bank yang didirikan oleh pemerintah daerah propinsi yang didasari pada peraturan daerah  (Perda) yang besangkutan maka kinerja Bank Pembangunan Daerah tidak lepas dari kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka perlu adanya evaluasi yang lebih mendalam tentang kinerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk menilai kesiapannya dalam era otonomi daerah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat suatu judul yaitu "Pengaruh Kondisi Keuangan Daerah Terhadap dana pihak ke tiga  Bank Pembangunan Daerah (BPD)".

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan diatas permasalahan yang timbul adalah:
1. Bagaimana kondisi keuangan daerah berpengaruh terhadap dana pihak ketiga Bank Pembangunan Daerah (BPD)?
2. Variabel-variabel apa saja dari kondisi keuangan daerah yang lebih dominan pengaruhnya terhadap dana pihak ke tiga Bank Pembangunan Daerah (BPD)?
Mengingat biasanya variabel kondisi keuangan daerah dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi, Tingkat Investasi Propinsi dan Pendapatan Kotor per Kapita Propinsi. Kinerja Keuangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) dibatasi hanya pada variabel dana pihak ke tiga BPD. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis statistik Deskriptif dan Inferensial. Analisis Inferensial dilakukan dengan teknik regresi dan korelasi.
Dari sudut pandang dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi keuangan Bank Pembangunan Daerah dalam hubungannya dengan daerah propinsi di wilayah operasi BPD masing-masing. Analisis yang akan dilakukan meliputi hubungan antara :
a. Produk Domestik Regional Bruto (Xi) terhadap dana pihak ke tiga BPD (Yi)
b. Tingkat Investasi (X2) terhadap dana pihak ke tiga BPD (Y2)
c. Pendapatan Kotor Per Kapita (X3) terhadap dana pihak ke tiga BPD (Y3)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kondisi keuangan daerah
propinsi tahun 2006 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data kinerja keuangan Bank Pembangunan Daerah yang diperoleh dari majalah Mobank. Alat bantu perhitungan statistik yang dilakukan menggunakan program aplikasi computer SPSS (Statistic for Purposes Social Science) for Windows Realese.
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui pengaruh kondisi keuangan daerah yang meliputi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Investasi dan Pendapatan Kotor per Kapita terhadap dana pihak ketiga Bank Pembangunan Daerah serta variabel apa yang paling dominan  pengaruhnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang penulis buat meliputi :
a.Manfaat akademis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan informasi pembaca dalam mengestimasi pengaruh kondisi keuangan daerah terhadap dana pihak ketiga Bank Pembangunan Daerah.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kinerja keuangan Bank Pembangunan Daerah dalam mengetahui variabel-variabel apa saja dari kondisi keuangan daerah yang lebih dominan pengaruhnya terhadap dana pihak ketiga Bank Pembangunan Daerah (BPD).
1.5  Sistematika Penulisan
            Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan ini maka penulis membagi menjadi beberapa bab yang saling berhubungan yaitu
BAB I  PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II  LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai Pengertian dan Sifat Usaha Bank, Fungsi dan Peranan Bank Umum, Bank Pembangunan Daerah, Pengertian dan dana pihak ketiga, Produk Domestik Regional Bruto, investasi daerah dan pendapatan kotor per kapita serta Pemerintah daerah dan bank pembangunan daerah.
BAB III METODE PENULISAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai jenis penulisan,pengumpulan data,pengolahan data dan informasi serta prosedur penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan semua masalah yang telah dikemukakan dalam bab l. Bagian berisikan Data dan Profile singkat objek penelitian
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari pembahasan yang telah dilakukan serta saran yang diberikan terhadap permasalahan yang dihadapi.




BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bank
Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank laimya (Kasmir).
Menurut Howard D. Crosse dan George H. Hempel “Bank adalah suatu organisasi yang mengabungkan usaha manusia dan sumber-sumber keuangan untuk melaksanakan fungsi bank dalam melayani kebutuhan masyarakat dan untuk memperolah keuntungan bagi pemilik bank.”
Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.2.Fungsi Bank
Bank adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.fungsi pokok bank adalah “ menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.
“Bank memiliki fungsi sebagai “Agen Pembangunan” (Agent of Development)”
Sebagai badan usaha, bank tidaklah semata-mata mengejar keuntungan (profit oriented), tetapi bank turut bertanggung jawab dalam pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam hal ini bank juga memiliki tanggung jawab sosial.





BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan
Tulisan dalam karya tulis ini bersifat kajian pustaka atau library research. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan analisis sehingga menunjukkan suatu kajian ilmiah yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.

3.2.   Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan pencarian data melalui internet. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu:
1. Sebelum analisis data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan studi pustaka   yang menjadi bahan pertimbangan dan tambahan wawasan untuk penulis  mengenai lingkup kegiatan dan konsep-konsep yang tercakup dalam penulisan
2. Untuk melakukan pembahasan analisis dan sintesis data-data yang diperoleh, diperlukan data referensi yang digunakan sebagai acuan, dimana data tersebut dapat dikembangkan untuk dapat mencari kesatuan materi sehingga diperoleh suatu solusi dan kesimpulan.

3.3.   Pengolahan Data dan Informasi
Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data, kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode analisis deskriptif berdasarkan data sekunder.

3.4. Prosedur Penulisan
Setelah dilakukan pengumpulan data informasi, semua hasil diseleksi untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan masalah yang dikaji


BAB IV
PEMBAHASAN

Tahun baru senantiasa menjanjikan harapan baru. Namun alangkah bijaknya bila kita meninggalkan masa lalu sebagai pengalaman berharga. Karena orang bijak bicara: “Sejarah adalah guru kehidupan”. Begitu pun dalam perjalanan suatu organisasi seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD). BPD menjanjikan harapan baru melalui terobosan kerja sama di bidang IT. BPD Net Online, yang telah menghubungkan 23 dari 26 BPD yang ada.
Hal ini akan memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi di mana saja di seluruh kantor cabang secara realtime.

4.1.Kinerja BPD dalam pembangunan daerah
 kinerja BPD mengalami pertumbuhan yang sangat berarti. Hal itu tercermin dari peningkatan beberapa indikator utama. Total  keseluruhan aktiva 26 BPD yang tersebar dalam 1.193 kantor cabang atau setara dengan 9,66% dari seluruh aktiva perbankan.

4.2.Peran BPD dalam pembangunan daerah
BPD merupakan bank fokus daerah yang diharapkan memiliki modal inti antara Rp 100 miliar sampai dengan Rp 10 triliun. BPD bertujuan untuk menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

Peran perbankan dalam pembangunan suatu daerah sangat dibutuhkan karena bank dapat mensejahterakan masyarakat dengan memberikan pinjaman. Selain itu menabung dibank juga menguntungkan karena diberikan bunga untuk tabungan. Apabila ada seorang pengusaha  yang meminjam uang dibank untuk membangun usaha baru atau memperluas usaha yang ada, maka akan mengurangi jumlah pengangguran suatu daerah.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari definisi bank di atas dapat disimpulkan, yaitu bank merupakan suatu lembaga dimana kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, seperti tabungan, deposito, maupun giro, dan menyalurkan dana simpanan tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan, baik dalam bentuk kredit maupun bentuk-bentuk lainnya.
“Bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary)” Maksudnya adalah bank menjadi perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (defisit unit).
5.2 Saran
Semoga dengan adanya pembuatan karya tulis  ini dengan judul “Peranan Perbankan dalam Pembangunan Daerah” dapat di ambil manfaatnya oleh pembaca dan dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam perbankan Daerah.

 By:
 Lilis Khotimah












 
Photography Templates | Slideshow Software